Laman

Selasa, 29 Maret 2011

sistem pemerintahan rusia vs jerman

Republik Rusia
Uni Sovyet Socialist Republik rusia merupakan negara yang pernah mendapat peringkat adikuasa di samping Amerika Serikat pada abad ke-20 yang lalu, itulah sebabnya mereka sampai sekarang menjadi negara yang memiliki hak veto di perserikatan bangsa-bangsa.
Bekas negara – negara yang pernah berada di bawah federasi negara uni ini adalah Armenia, Azerbaijan, Belorusia, Estonia, Georgia, Kazaktan, Kyrgistan, latvia, Lithuania, Moldova, Tajikistan, Turmenistan, Ukraina, Uzbekistan, dan rusia itu sendiri. Keinginan bergabung dari negara – negara bagian ini bukan karena kehendak sendiri tetapi paksaan yang memerlukan intimidasi serta penekanan. Itulah sebabnya persatuannya tidak terlalu kuat sehingga pada penghujung abad yang lalu kemudian negara besar ini bubar dan peluru kendali yang dimiliki negara – negara bagian menjadi lirikan Iran.
Walaupun wilayah negara besar ini membentang dari eropa sampai Asia, tetapi sebenarnya mereka adalah negara – negara yang berpenduduk islam, bahkan Imam Bukhari yang terkenal sebagai antropolog yang menggali hadist shahih Nabi Muhammad SAW berasal dari negara ini.
Rusia sendiri merupakan bangsa eropa yang sebenarnya adalah bangsa yang ingin liberalis dan tidak cocok dengan ajaran komunis yang kaku. Itulah sebabbnya ketika Mikhail Gorbachev mengumumkan keterbukaan Glasnost dan restrukturisasinya perestorika dalam rangka demokratisasinya, maka yang pertama mereka ikutih adalah pemiloihan bintang film telanjang, dan bahkan tidak lama setelah itu keterbukaan ini membuat mereka runtuh oleh pembubarannya sendiri. Mereka sebenarnya lupa bahwa dalam diri manusia itu terdapat kecintaan pada diri sendiri yang mendalam. Keinginan pemimipin pemerinthannya untuk mendahulukan kepentingan pribadi dari pada kepentingan golongan tersimpan bertahun-tahun
Berkenalan dengan partai komunis
Pertai komunis adlah partai yang mencoba mengambil hati masyarakat banyak dengan dalih kaum buruh agar bersatu, tetapi kemudian menciptakan diktator proletariat walaupun denga keinginan sama rasa sama rata. Ketiranian ini identik dengan masa orde baru bangsa indonesia.
Rusia merupakan negeri induk dari ajaran dan faham komunis yang pernah dianut oleh banyak negara di dunia. Orang Rusia seperti banyak bangasa kaukasia yang berkulit putih, termaksud salah satu bangsa penakluk yang sangat berpengaruh. Di bawah ajaran komunis yang mengacu kepada sistem ekonomi sama rata dan sama rasa, seperti yang di ajarkan Karl Marx. Oleh kerena itu kaum mustadh’afin (dhuafa) yang tergolong sebagian besar sebagai kaum buruh diajak untuk bersatu. Hanya saja perbedaan kelas menjadi semakin ekstrim ketika partai tunggal komunis diajak untuk melakukan revolusi buruh, dan setelah berkuasa menjadi diktator rakyat banyak itu sendiri (diktator proletariat).
Dengan tangan besi kerja paksa pada awal abad ke-20 bangsa Rusia menaklukkan 14 negara dari sejumlah etnis yang berbeda di kawasan Asia Tengah dan negari Balkan lalu dalam himpunan USSR membangun ekonomi komunisnya. Namun hanya tempo ± 73 tahun terhitung sejak 1917 ketika Lenin berhasil dengan revolusi komunisnya, ajaran yang sangat menyesatkan ini padam akibat kemerosatan ekonomi di semua negara yang terlanjur memaksakan penerapan sistem tersebut.
Negara USSR yang besar bubar pada akhir tahun 1990, susul-menyusul dengan negara komunis lainnya seperti Jerman Timur, Polandia, Rumania, dan Yugoslavia. Pada akhirnya seluruh bangsa-bangsa yang selama ini bergabung dengan USSR menyatakan kemerdekaannya dan masing-masing berdiri sebagai negara yang berdaulat penuh.
Sejarah mencatat bahwa kehancuran faham komunis ini adalah ketika USSR berada dibawah pimpinan Prisiden Mikhael Gorbchev (1985-1990), yang pada mulanya dengan semangat keterbuakaan dan pembaharuan berusaha untuk menyelamatkan ekonomi komunis tersebut, tetapi apa yang diwarisi oleh Gorbachev dari pendahuluannya adalah suatu kebangkrutan yang tidak selamat.
Secara keseluruahan yang pernah memangku jabatan presiden USSR adalah :
1. Vladimir Lenin
2. Joseph Stalin
3. Nikita Kruschev
4. Leonid Bresznev
5. Mikhail Gorbchev
Sedang setelah Uni Sovyet bubar yang menjadi presiden Rusia adalah:
1. Boris Yeltzsin
2. Vladimir Putin
Sistem pemerintahan rusia
Semenjak perubahan besar yang terjadi, model sosialis telah kehilangan daya tariknya. Pemimpin-pemimpin Soviet tidak bisa lagi membujuk rakyatnya bahwa masa depan Komunisme yang cerah, ketika semua sama dan semua kebutuhan dapat terpenuhi, akan tiba. Ketika sistem Komunis runtuh secara menyeluruh, hal ini mengindikasikan betapa sedikitnya dukungan terhadap komunisme. Akan tetapi ternyata lebih mudah untuk membubarkan struktur komunis daripada menggantikannya dengan struktur yang baru. Rezim Soviet mengambil alih kekuasaan pada tahun 1917 yang berniat untuk membentuk masyarakat sosialis di Rusia dan kemudian, menyebarkan sosialisme revolusioner ke seluruh dunia. Sosialisme, sebagaimana Partai Komunis Rusia memahaminya, berarti suatu masyarakat tanpa kepemilikan pribadi dari produksi, di mana negara memilikinya dan mengawasi semua asset ekonomi yang penting dan di mana kekuasaan politik dilakukan atas nama masyarakat pekerja. Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924) adalah pemimpin dari Partai Komunis Russia dan kepala pemerintahan Soviet Rusia yang pertama. Pemerintahan Soviet membagi kekuasaan antara soviets, yang merupakan organisasi melalui mana para pekerja dan petani menyuarakan kepentingan mereka. dan Partai Komunis yang mengatur soviets.Lenin menjamin bahwa struktur organisasi dari Partai Komunis memaksimalkan pengawasan dari pusat atas seluruh level pemerintahan. Partai sendiri dijaga untuk tetap kecil, menekankan bahwa keanggotaan partai merupakan suatu hak istimewa dan suatu keharusan. Pada level yang lebih tinggi lagi, partai diorganisasikan sepanjang garis teritorial. Setiap subdivisi daerah memiliki organisasi partai. Pada posisi puncak, kekuasaan terakhir untuk memutuskan kebijakan dipegang oleh Politbiro. Politbiro merupakan komite suatu kelompok kecil, senantiasa melakukan pertemuan secara teratur, yang beranggotakan sekitar 12 orang pemimpin-pemimpin negara yang paling kuat, yaitu: Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Ketua Lembaga Kementerian, beberapa sekretaris senior dari komite Pusat PKUS, satu atau dua orang sekretaris pertama dari organisasi Partai Komunis gabungan republik-republik, Menteri Pertahanan, Ketua KGB, dan Menteri Luar Negeri. Kelemahan yang paling serius dari rezim terdahulu adalah ketidakmampuan mereka di dalam mengalihkan kekuasaan secara teratur dan damai dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain. Kemudian, pemerintahan Mikhail Gorbachev yang sangat menekankan pada keterbukaan, glasnost, dalam hubungan antara pemimpin-pemimpin politik dan masyarakat, menekankan bahwa yang terpenting efektivitas partai sangat tergantung pada perbaikan ekonomi dari negara dan masyarakat. Awal tahun 1987, dia tidak hanya berupaya melaksanakan demokratisasi politik, tetapi juga menekankannya melalui suatu reformasi dengan mengadakan pemilihan untuk pemerintahan lokal. Dia melegalisasi kepemilikan pribadi atas perusahaan dan kerja sama bisnis dan mendukung para pengusaha untuk memperkecil kesenjangan ekonomi akibat inefisiensi dari sektor negara. Radikalisme Gorbachev menerima dukungan yang begitu dramatis melalui perkembangan yang begitu menakjubkan tahun 1989 di Eropa Timur. Mikhail Gorbachev mengawali perubahan itu. Setelah sebelumnya rejim stalinis yang jatuh bangun diawal tahun 1980-an tidak mampu menyelesaikan krisis ekonomi Uni Soviet. Krisis ini memberikan pukulan yang hebat bagi Birokrat yang hanya mengandalkan rente dari perdagangan minyak dan persenjataan. Surutnya kedua jenis komoditas ini membuat para birokrasi tidak mampu lagi melayani klien-klien di bawahnya, kecuali birokrasi yang telah tumbuh menjadi kelas kapitalis murni dengan perusahaan swastanya. Dikemudian hari, saat Soviet kolaps, kelas inilah yang kemudian membeli BUMN yang dilelang dengan harga murah.
Glasnot dan Perestroika menjadi titik awal “kontra-revolusi†. Seperti diawal paper ini, perubahan struktur ekonomi-politik ini menandaskan rejim kapitalisme di Soviet pada era Gorbachev sebagai pemenang. Semua penguasa mengakhiri blok sosialis dan membuka jalan bagi rezim parlemen yang multi partai melalui suatu revolusi tak berdarah (kecuali Rumania). Bubarnya Komunisme di Eropa Timur ini berarti ikatan-ikatan partai, kerjasama kepolisian, perdagangan ekonomi dan aliansi militer yang telah dibangun sejak Stalin memaksakan Komunis atas Eropa Timur setelah Perang Dunia II, lenyap. Republik Rusia mempunyai konstitusinya sendiri dan membentuk Kongres Wakil-wakil Rakyat dan Supreme Soviet. Dengan berakhirnya Uni Soviet, lembaga perwakilan ini menjadi organ utama dari kekuasaan legislatif. Boris Yeltsin dipilih sebagai presiden dari Federasi Russia pada bulan Juni 1991.Yeltsin menunjuk kepada model “Republik Presidensial”. Sebagaimana di Perancis, konstitusi mengakui dwi-eksekutif, di mana pemerintah memerlukan kepercayaan dari parlemen, tetapi presiden tidak. Presiden diberi kekuasaan untuk mengumumkan keputusan-keputusannya dengan kekuatan hukum, meskipun keputusannya tersebut melanggar hukum yang berlaku dan bisa ditolak oleh parlemen. Presiden menunjuk perdana menteri atas persetujuan parlemen. Duma bisa menolak pilihan presiden tersebut, akan tetapi apabila sampai tiga kali kesempatan presiden gagal memperoleh persetujuan Duma maka dia dapat membubarkan Duma dan menyelenggarakan pemilihan yang baru. Pembubaran juga dilakukan saat Duma tidak lagi memperoleh kepercayaan di dalam pemerintah. Mosi tidak percaya yang pertama mungkin bisa saja diabaikan oleh presiden dan pemerintah. Akan tetapi, untuk yang kedua, presiden harus membubarkan parlemen atau pemerintah. Kekuasaan presiden untuk membubarkan parlemen juga dibatasi oleh konstitusi. Dia tidak dapat membubarkan parlemen dalam satu tahun pemilihannya, atau ketika parlemen mempunyai tuntutan dakwaan atas presiden, atau ketika presiden menyatakan keadaan bahaya atas seluruh Russia, atau dalam enam bulan dari saat habisnya jabatan presiden. Berbeda dengan banyak sistem parlementer, di Russia pembentukan pemerintah tidak secara langsung ditentukan oleh komposisi partai di parlemen. Paling tidak, hubungan antara distribusi kekuatan partai dalam Duma dan keseimbangan politik pemerintah dihilangkan sama sekali. Sekalipun demikian, komposisi pemerintahan telah memperlihatkan upaya Presiden Yeltsin untuk membawa wakil-wakil partai politik dan aliran-aliran politik yang ada.State Duma telah muncul sebagai sebuah lembaga yang aktif. Oposisi Presiden Yeltsin dan kebijakan-kebijakannya lebih banyak di lembaga ini daripada sekutu-sekutunya, tapi tidak ada satu pun partai atau koalisi yang merupakan mayoritas. Berbeda dengan Dewan Federasi, Duma diatur oleh faksi-faksi partai. Wakil masing-masing faksi mengisi badan pengarah, yaitu Dewan Duma. Dewan Duma membuat keputusan-keputusan dasar dalam Duma dengan menghormati agenda legislatif dan proses-proses yang tengah berlangsung di Duma, dan juga beberapa undang-undang. Duma juga memiliki 23 komisi di mana kepemimpinan dan keanggotaannya didistribusikan secara tidak merata untuk tiap-tiap faksi.


REPUBLIK JERMAN
Dari perjalanan sejarah terlihat bahwa para pemimipin Jerman bukan membentuk Jerman tetapi mereka yang dibentuk oleh jerman. Hanya memang Otto Von Bismark terbaik pada zamannya, begitu pula Adolf Hitler terpopuler pada zamannya apapun kata orang tentang mereka. Namun bangsa Jerman dpat berucapbahwa ratusan Otto Von Bismark dan ratusan Adolf Hitler dapat mereka lahirkan dari para ibu Jerman.
Otto von Bismark (1871-1918) adalah orang yang berhasil menciptakan persatuan Jerman dari kerajaan – kerajaan kecil yang terpiash selama ini menjadi kekaisaran Jerman Raya. Walaupun setelah melatuskan Perang Dunia Pertama dan ternyata kala, begitu dilemahkan dunia dengan membentuk Republik Jerman Serikat yang berlandaskan Kontitusi Weimer, hal ini hanya berlangsung berapa tahun, karena nyatanya mereka bersatu kembali.
Sistem demokrasi libelar ini telah mendatangkan keputusan rakyat jerman untuk mengakhirinya. Sebagai realisasinya rakyat serta merta begitu saja menerima Hitler dengan Partai NAZI nya. Setelah Adolf Hitler merebut kekuasaan dan mendirikan negara Jerman Baru alanya sendiri (1933-1945), Hitler menjanjikan untuk menjamin keamanan dan ketertiban, walaupun dengan mengorbankan demokrasi rakyat serta menggantinya dengan sistem facisme yang totaliter dan sentralistis.
Hitler berhasil meraih kejayaan dan kembali mengangkat harkat Jerman sebagai bangsa dan negara yang disegani di duni. Namun dibalik wajahnya yang lucu tersimpan watak monster yang tidak mengenal belas kasih.
Ambisi yang berpankal dari kekalahan Jerman pada perang dunia pertama sehingga jerman harus menyetujui Perjanjian Versilles membuat rakyat Jerman tertekan oleh perjanjian tersebut. NAZI (national Sozialistische Deuitsche Arbeiter Partei) muncul membakar semangat bangsa Jerman.
Sesudah Perang Dunia II, Jerman segara berbenah. Kekalahan perang memang menimbulkan efek merugikan bagi negara tersebut. Namun, bukan Jerman namanya jika tak mampu bangkit dengan cepat. Melalui sistem pemerintahan Jerman yang efektif, negara itu menjelma menjadi salah satu kekuatan Eropa yang diperhitungkan.
Sistem Politik dan Pemerintahan
Kebebasan dan stabilitas adalah hasil yang diperoleh pasca Perang Dunia II yang meluluhlantakkan sebagian besar Benua Eropa dan dunia pada pertengahan abad ke-20. Kondisi itu, hingga 1990, hanya dinikmati sebagian warga Jerman yang berdiam di bagian barat negara tersebut.
Setelah tembok yang memisahkan Jerman menjadi dua bagian (Jerman Barat dan Jerman Timur) diruntuhkan, seluruh warganya merasakan sistem pemerintahan politik yang berbasis demokrasi. Ideologi yang berlandaskan prioritas hak-hak asasi, ketetapan prinsip negara federal yang demokratis dan sosial, serta keberadaan sebuah mahkamah tertinggi untuk menjaga ketaatan terhadap konstitusi.
Dalam sejarahnya, sistem politik Republik Federal Jerman merupakan bentuk sistem demokratis kedua. Sebelumnya, Negara Jerman pernah mengalami pemerintahan demokrasi pertama, Republik Weimar dan Diktator Nazi. Semua bentuk pemerintahan itu gagal sehingga mewariskan pemerintahan yang kacau dan peperangan demi peperangan.
Menarik pengalaman dari berbagai kegagalan sistem politik yang pernah berkuasa di Jerman, negara tersebut kemudian merancang konstitusi baru berbentuk Republik Federal. Negara terdiri dari tingkat pusat berupa federasi dan 16 negara bagian. Sistem federal Jerman mirip dengan sistem di berbagai negara federasi lainnya. Berideologi demokrasi.
Hal itu terbukti dengan pemerintahan yang berjalan efektif. Berhasil mempersatukan rakyat Jerman dan membawa kemakmuran perekonomian di bawah Grundgesetz, UUD Jerman Bersatu.
Kanselir
Jerman menganut sistem demokrasi parlementer. Ini berarti segala kebijakan politik pemerintahan ditentukan oleh kepala pemerintah dan menteri-menterinya. Kepala pemerintahan adalah seorang kanselir yang dipilih oleh parlemen (Bundestag) dan berisi partai-partai pemenang Pemilu.
Kanselir federal merupakan satu-satunya anggota pemerintah federal yang dipilih. Ia memiliki hak untuk memilih sendiri para menteri dan menentukan jumlah kementerian serta portofolio masing-masing. Termasuk, menentukan garis haluan negara, yaitu menetapkan titik berat pekerjaan pemerintah secara mengikat. Dengan hak-hak yang dimilikinya, seorang kanselir punya kekuasaan sebanding dengan presiden di negara demokrasi presidensial.
Bundestag dan Bundesrat
Bundestag (Parlemen Federal Jerman) adalah perwakilan rakyat Jerman yang dipilih. Ada 598 kursi di Bundestag. Separuhnya ditentukan melalui pemilihan daftar calon yang disusun oleh partai pada tingkat negara bagian (suara kedua). Selebihnya, melalui pemilihan orang-orang yang mencalonkan diri di salah satu dari 299 distrik pemilihan (suara pertama).
Sebagai dewan perwakilan rakyat di Jerman, para anggota Bundestag membentuk fraksi-fraksi dan memilih seorang presiden Bundestag yang berasal dari mereka. Bundestag kemudian memilih kanselir federal, lalu bertugas menjaga kanselir itu tetap memegang pimpinan pemerintah dengan mendukung politiknya. Bundestag dapat menggantikan kanselir dengan jalan mencabut kepercayaan (mosi tidak percaya). Fungsi yang tak jauh berbeda dengan parlemen di negara lain.
Selain memilih kanselir, Bundestag bertugas membuat undang-undang. Sejak 1949, telah diajukan lebih dari 10.000 rancangan undang-undang dan lebih dari 6.600 undang-undang telah disahkan. Lagi-lagi, memiliki kemiripan dengan parlemen di negara-negara demokrasi parlementer. Namun, budaya kerja di Bundestag menyerupai parlemen Amerika Serikat, yaitu tipe parlemen bekerja. Berbeda dengan parlemen di Inggris yang merupakan tipe parlemen perdebatan.
Tugas besar lain yang dimiliki Bundestag adalah mengawasi kinerja pemerintah. Melakukan fungsi kontrol terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Biasanya, peran ini sangat nyata dilakukan oleh pihak oposisi yang ada di Bundestag. Mereka memainkan peran efektif sebagai penyeimbang kekuasaan.
Selain Bundestag, ada Bundesrat yang merupakan parlemen (dewan perwakilan) negara bagian. Bundesrat bisa dibilang sebagai majelis kedua di samping Bundestag, beranggotakan wakil-wakil pemerintah negara bagian. Untuk persentase suara, tiap-tiap negara bagian diatur dengan cara sangat moderat menurut jumlah penduduk negara bagian tersebut.
Mahkamah Konstitusi Federal
Berdasarkan Grundgesetz (undang-undang dasar Jerman) setiap warga punya hak mengajukan "keberatan berdasarkan konstitusi" jika ia merasa hak asasinya dilanggar oleh pemerintah. Lembaga yang bertugas menjaga hak ini adalah Mahkamah Konstitusi Federal.
Lembaga ini punya wewenang untuk membatalkan undang-undang yang pembuatannya mengikuti proses demokratis yang benar tetapi ternyata melanggar konstitusi. Mahkamah konstitusi federal adalah simbol keadilan bagi semua. Perlambang dan penjaga nilai-nilai demokrasi di Jerman.










DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com/doc/.../perbandingan-administrasi-negara -
http://www.anneahira.com/sistem-pemerintahan-jerman.htm
ihramsulthan.com/topik/perbandingan+administrasi+negara.html
id.wikipedia.org/wiki/Front_Timur_(Perang_Dunia_II)
politikinternational.wordpress.com/.../ternyata-serangan-rusia-terhadap-jerman-dan-jepang-yang-mengakhiri-perang-dunia-kedua/
www.findtoyou.com/document/sistem+pemerintahan+jerman.html
id.wikipedia.org/wiki/Sistem_parlementer

Jumat, 25 Maret 2011

PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi
Homo homini socius bahwa manusia adalah makhluk sosial. Psikologi adalah studi tentang perilaku manusia. Psikologi sosial membahas bagaimana individu/kelompok dapat mempengaruhi dan mengubah perilaku orang lain. Psikologi keorganisasian secara khusus membahas perilaku manusia dalam lingkungan keorganisasian dan meneliti pengaruh organisasi terhadap individu dan pengaruh individu terhadap organisasi. Sosiologi berusaha memberikan arti dan menguraikan perilaku kelompok dan berusaha keras mengembangkan perumusan tentang sikap manusia, interaksi sosialnya, dan kebudayaannya. Antropologi memberikan pengetahuan dan konsep yang luas tentang kebudayaan manusia, bagaimana perilaku sosial, teknis, dan keluarga.
Keith Davis dan John W Newstrom (1993) : empat asumsi dasar memahami manusia :
1. Perbedaan individu, manusia dilahirkan membawa keunikan masing-masing. Dengan memahami perilaku tertentu seseorang, kita akan memahami dan mencari variable penyebab perbedaan prestasi individu. Variabel yang mempengaruhi perilaku individu a.l. : a)variable fisiologis (fisik dan mental), b)variable psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi), c)variable lingkungan (keluarga, kebudayaan, kelas sosial). Gibson, dkk tentang perilaku individu : (a)perilaku timbul karena ada stimulus atau motivasi, (b)perilaku diarahkan kepada tujuan, (c)perilaku yang terarah pada tujuan dapat terganggu oleh frustasi, konflik, dan kecemasan.
2. Orang seutuhnya, seorang manusia perlu dilihat secara utuh, bukan sepotong-sepotong, karena dapat menyesatkan pandangan orang terhadapnya.
3. Perilaku termotivasi, sebab mengapa seorang karyawan bekerja lebih baik daripada karyawan lain? Gibson, dkk : a.l. sebab beda kemampuan, naluri, imbalan intrinsik, dan ekstrinsik, tingkat aspirasi dan latar belakang seseorang. Campbell dkk (1970) : motivasi berkaitan dengan (a)arah perilaku, (b)kekuatan respon, setelah memilih mengikuti tindakan tertentu, (c)ketahanan perilaku, berapa lama terus-menerus berperilaku tertentu.
4. Martabat/nilai manusia, unsur manusia perlu dibedakan dari unsur lain. Miftah Thoha : perbedaan karakteristik manusia, beda pengetahuan, kemampuan, kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, pengharapan, dll.
Masalah yang paling vital dalam organisasi yang menjadi tantangan manajer adalah : manusia dan perilakunya. Tiga pendekatan dalam memahami terjadinya perilaku :
1. Pendekatan Kognitif
Pengenalan cenderung bersifat individual. Sumber teori = Psikologi. Littlejohn (1992) : kaitan antara stimuli (S) yang berfungsi sebagai masukan (input) dan jawaban/respon (R) berupa perilaku yang berfungsi sebagai keluaran (output), ada pemrosesan informasi. Miftah Thoha (1983) : perilaku tersusun secara teratur. Ada rangsangan/pemrosesan untuk mengetahui/mengenal (cognition), lalu dijawab dengan perilaku.
2. Pendekatan Kepuasan
Adanya faktor dalam diri yang menguatkan (energize), mengarahkan (direct), mendukung (sustain), dan menghentikan (stop) perilaku. Abraham H. Maslow, teori hierarki kebutuhan : a)manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda yang ingin dipenuhinya, b)kebutuhan yang mendesak dipenuhi lebih dulu, itulah yang menyebabkan orang berperilaku, c)kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong perilaku. Dikenal dengan 5 jenjang kebutuhan :
1)kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal, seks, dll)
2)keselamatan dan keamanan
3)afiliasi, sosial, dan cinta
4)Penghargaan/status
5)Aktualisasi diri.
Catatan penting dalam teori ini : a)asumsi, manusia mempunyai kebutuhan untuk berkembang dan maju, b)adanya kebutuhan tingkat tinggi, yaitu Penghargaan dan Aktualisasi Diri, c)kebutuhan yang belum dipenuhi sama sekali dapat menimbulkan kesulitan bagi manajer, berupa frustasi, konflik, dan tekanan intern.
Termasuk pendekatan kepuasan : Frederick Herzberg, teori dua-faktor : 2 faktor yang membuat orang puas/tidak puas :
 factor Hygiene (kesehatan) = mempertahankan semangat kerja, bila faktor ini dipenuhi netral saja, tetapi bila tidak dipenuhi timbul ketidakpuasan, misalnya = gaji
 factor Motivator (motif) = penghargaan dan aktualisasi wewenang, pengakuan, dsb. Bila dipenuhi timbul kepuasan, tak dipenuhi = netral saja, dengan terminology berorientasi kepada pekerjaan. Dua kontinum untuk dapat menafsirkan kepuasan kerja secara tepat, yaitu bila suatu kondisi kerja menyebabkan kepuasan kerja maka bila kondisi kerja itu tidak ada akan menimbulkan ketidakpuasan dan sebaliknya.
David Mc Clelland, teori motivasi atau Teori Kebutuhan yang dipelajari : kebanyakan kebutuhan manusia diperoleh dari adanya kebudayaan, yaitu :
(1)kebutuhan berprestasi (need for achievement – N-Ach)
(2)kebutuhan afiliasi (need for affiliation – N-Aff)
(3)kebutuhan kekuasaan (need for power – N-Pow).
Hampir mirip Maslow, kebutuhan yang mendesak memotivasi orang tsb memenuhi. Bedanya : ada analisa kebutuhan dapat dipelajari oleh seseorang. Kebudayaan bangsa yang ekonominya lemah dapat ditingkatkan secara cepat dengan merangsang rakyat mempunyai N-Ach tinggi. Bukti-buktinya sbb : mereka yang mempunyai N-Ach tinggi : (1)lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya, (2)menghindari hasil karya yang mudah dan sukar lebih senang kepada tujuan yang sebatas kemampuannya, (3)menyenangi umpan balik yang cepat tampak dan efisien tentang hasil karyanya, (4)senang bertanggung jawab pada pemecahan masalah. N-aff = ada 2, Approach (ingin pendekatan) dan Avondance (takut sendiri). N-pow = ada 2, Sosial (ingin mengurus tujuan kelompok) dan Personal (ingin menaklukan lawan).
3. Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan ini menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasai kepribadian dan personalianya.
a. Einstein : mengapa dasar pembawaan halus dan gerak hati manusia dapat menimbulkan perilaku agresif? karena keterbatasan pengendalian dirinya?
b. Sigmund Freud (pelopor psiko-analis) : menjawab surat Einstein : manusia mempunyai naluri/instict yang mudah menyulut semangat berperang, naluri untuk menghancurkan, ada 2 pendorong kehidupan manusia : (1)Eros = naluri untuk hidup, kecenderungan untuk bersatu, penjagaan diri, seks, dan cinta. (2)Thanatos = harapan kematian yang menghimpun manusia ke arah kehancuran. Ada mekanisme pertahanan untuk menyesuaikan keinginan sebagai kenyataan eksternal dan nilai-nilai internal (kesadaran). 3 unsur yang menimbulkan konflik (a)id (das-es) : mendasarkan pada kesenangan, tidak rasional, impulsive, condong pada apa yang dirasa baik, (b)ego (das-ich) : logika, yang mungkin/tak mungkin, patut/tidak, jalan tengah, (c)superego (das-uberich) : alam ketidaksadaran manusia, hati nurani, moral, nilai-nilai individu, condong pada yang dirasa benar.
c. Gibson dkk : sikap adalah kesiap-siagaan mental yang diorganisasi dengan pengalaman, tanggapan orang lain, objek dan lain-lain yang bersifat tetap dan berubah, tergantung tingkat pemahaman terhadap lingkungan. Sikap menentukan perilaku sebab sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, belajar, dan motivasi. Kepribadian dipengaruhi faktor budaya dan sosial; (1)kepribadian adalah keseluruhan yang terorganisasi bila tidak maka individu tidak mempunyai arti, (2)pola-pola kepribadian dapat diamati dan diukur, (3)kepribadian memiliki dasar biologis yang berkembang dan berubah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya, (4)kepribadian punya segi-segi yang dangkal (ingin menguasai) dan inti yang lebih dalam (sentimen, perasaan wewenang), (5)kepribadian mencakup ciri yang umum dan khas, tiap orang berbeda tapi ada hal-hal yang sama.
d. Porter / Samovar : isi dan pengembangan sikap dipengaruhi kepercayaan & nilai-nilai yang dianut.
e. Solomon E Asch : semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, yaitu informasi dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sikap pada seseorang/sesuatu tergantung "citra" kita pada itu. Citra diperoleh dari sumber-sumber informasi.
f. Leon Festinger : Disonansi Kognitif : suatu keadaan bila terjadi ketidaksesuaian antara komponen kognitif dan komponen perilaku, yaitu suatu bentuk yang tidak konsisten dan tidak disenangi sehingga orang itu mengurangi disonansi untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kesenjangan antara sikap dan perilaku adalah karena tidak ada konsistensi antara sikap yang tersembunyi dan perilaku yang terbuka.
g. Russel G Geen (1976) ingin menjawab, bagaimana orang bereaksi terhadap tekanan hidup, mengatasi, dan apa yang terjadi bila penyelesaian itu tidak efektif. Kepribadian adalah seperangkat perilaku yang membentuk karakter respon seseorang terhadap situasi dan waktu tertentu.
h. Salvatore R Maddi (1980) : Kepribadian adalah ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang dibentuk dari faktor keturunan, lingkungan, sos-bud. Kekuatan-kekuatan yang membentuk kepribadian :
1.keturunan
2.kebudayaan
3.hubungan keluarga
4.kelas sosial, kelompok dll.
Tiga pendekatan Teori Kepribadian :
a) Pendekatan Ciri (Traits)
Gordon Allport (1966), ciri (traits) adalah kecenderungan yang dapat diduga, mengarahkan perilaku individu pada konsistensi dan khas, sifat menetap dengan jangkauan umum dan luas, bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan tindakan, dan sumber keunikan. 3 asumsi ciri : (1)membuat berbagai stimulus (S) berfungsi sama, (2)penyebab perilaku dan alat menjelaskan/mengurai perilaku, (3)pembentukan ciri terpisah secara kultural
b) Pendekatan Psikodinamik
yaitu teori Sigmund Freud tentang id, ego, dan superego. Kepribadian dibentuk dari pengalaman ketika kecil, proses mental sehingga 3 unsur itu menyusun. Konflik membentuk 3 unsur itu maka konflik membentuk kepribadian.
c) Pendekatan Humanistik
Carl Rogers (1977) : harus mendengar apa yang dikatakan orang lain mengenai diri kita, mempersepsikan dunia dan kekuatan yang mempengaruhi, kemudian mengaktualisasi diri sebagai usaha terus-menerus mewujudkan potensi dengan cara berpusat pada masalah, kreatif, demokratis, mengadakan hubungan pribadi, dan menerima orang lain apa adanya. Kelemahannya : condong ke individualis.
Dua faktor penghubung kepribadian dan perilaku:
1. Locus of control (tempat pengendalian)
Rotter : seseorang menguasai nasib diri sendiri, dikendalikan oleh kekuatan dalam diri sendiri disebut : orang internalizer. Mereka yang dikendalikan dari luar disebut : externalizer. Sifat orang internalizer lahir karena : tidak merasa ditekan orang lain, perilaku berpusat pada pekerjaan, berprestasi tinggi, tidak emosional.
2. Androginy (konsep kejantanan & kewanitaan)
Sandra L Bem (1974) : sifat jantan = ambisi, percaya diri, dll. Sifat wanita = kasih sayang, lemah lembut dll. Sifat netral =jujur, bahagia, dll. Androgini adalah mereka yang mendapat nilai tinggi secara bersamaan pada dimensi jantan/wanita. Sifat orang androgini : lebih bebas, mengenali dirinya, suka membantu.
Spence dan Helmreich (1978) : orang androgini = harga diri tinggi, pandai bergaul, orientasi pada hasil tinggi.
Davis & Newstrom : peran adalah pola tindakan yang diharapkan dari budaya tsb seseorang atau pola perilaku yang diharapkan pada posisi tertentu yang mencerminkan hak, kewajiban, dan tanggung jawab posisi.
Role set = pelbagai peran yang berbeda-beda. Role conflict = konflik peran yang menyebabkan emosi dan keraguan dalam melangkah.
Szilagyi (1977) : ketepatan persepsi peran dapat mempengaruhi penentuan hasil karya dalam organisasi.

BUDAYA KERJA
Davis & Newstrom : Administrasi = proses kerjasama 2 orang/lebih dalam organisasi dengan teknologi/rasionalitas untuk mencapai tujuan. Organisasi adalah wadah adminisrasi.
Edward T Hall (1959) : budaya bersifat relatif, tidak dapat menilai budaya lain dengan budaya sendiri, kecuali ada algoritma yang menghubungkan 2 budaya itu.
Kroeber & Kluckhohn (1952) : kebudayaan adalah pola terungkap dan tersirat tentang perilaku yang diwarisi dan disebarkan melalui lambang-lambang dalam suatu kelompok, termasuk perwujudannya pada benda-benda, gagasan dan nilai. Sistem kebudayaan adalah : hasil tindakan yang menjadi kerangka acuan tindakan sama di masa depan.
Junus Melalatoa : budaya adalah sistem ide/gagasan milik suatu masyarakat yang dijadikan acuan tingkah laku sosial masyarakat ybs. Sistem budaya : pengetahuan yang meliputi pandangan hidup, keyakinan, nilai, norma, hukum suatu masyarakat melalui proses belajar untuk menata, menilai, menginterpretasi sejumlah benda dan peristiwa dalam kehidupan masyarakat ybs.
Deddy Mulyana / Jalaludin Rahmat : budaya adalah tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarki, agama, konsep, objek materi, dan milik kelompok orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok yang tampak dalam pola-pola bahasa, kegiatan, dan perilaku yang berfungsi sebagai model penyesuaian diri.
Ciri-ciri kebudayaan adalah :
a) kebudayaan adalah hasil belajar dan tidak terkait dengan biologis
b) sistem nilai yang dianut dan dihayati segenap anggota
c) hidup dari generasi ke generasi dan berkembang
d) bersifat simbolik/lambang yang mengandung nilai
e) mempunyai pola, keteraturan dan terintegrasi bulat
f) bersifat adaptif terhadap lingkungan
Isi / substansi kebudayaan :
 yang termasuk tindakan nyata yaitu yang tertangkap panca indera
 setengah nyata, tafsiran dan pemaknaan tindakan nyata
 yang abstrak, gagasan dan asumsi
Edgar H. Schein (1992) : budaya organisasi adalah output dan hasil kreasi ke-pemimpinan dalam organisasi. Budaya dan kepemimpinan adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan menciptakan budaya organisasi, baik pemimpin pelopor (founding father) maupun penerus.
Tiga hal tentang budaya organisasi :
1. masalah sosialisasi, berkenaan pembelajaran budaya dari generasi ke generasi
2. masalah perilaku, sebagai proses alih budaya
3. masalah organisasi besar–kecil, budaya yang ada di sub-sub organisasi.
Struktur budaya organisasi :
a) Lapisan terdalam, nilai yang bertahan lama. Edgar H. Schein : yang diajarkan yang di permukaan/ teratas saja.
b) Lapisan tengah, yang setengah nyata dan interpretatif
c) Lapisan teratas, tindakan konkret. Kotter & Heskett (1992) : perilaku anggota lama diikuti anggota baru.
Faktor pembentuk budaya organisasi :
1. kesesuaian dengan budaya masyarakat
2. kepemimpinan, sebagai pencetus, perintis, proses sosialisasi, komunikator, penyusun kebijakan
3. sejarah dan tradisi organisasi
4. sistem sosial politik
5. peraturan
6. lingkungan yang berubah.
Manfaat memahami budaya organisasi :
 meningkatkan dinamika kelompok
 mengatasi kegagalan komunikasi dan kerjasama
 menghilangkan banyak penolakan
 memberi daya hidup dan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah.
Unsur-unsur budaya :
1.William Mc Dougal : pentingnya faktor-faktor personal (instinc) dalam interaksi masyarakat, misalnya : Instinc berkelahi, cinta dsb
2.Edward Ross : pentingnya faktor situasional dalam interaksi (aliran behaviorisme), lebih terkenal dan masuk akal.
Unsur budaya yang mempengaruhi sikap dan perilaku tsb (1, 2) adalah : (a)persepsi seseorang yang dipengaruhi sistem kepercayaan, pandangan dunia, dan organisasi sosial (keluarga/sekolah), (b)proses verbal dan nonverbal, yang ditangkap pancaindera (bahasa) dan yang tidak (jabat tangan dll).
Littlejohn (1980) : budaya organisasi adalah proses membentuk organisasi.
Stephen P Robbins (1996) : budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut anggota yang membedakan dengan organisasi lain.
Fungsi-fungsi budaya organisasi:
a. menetapkan batas-batas
b. menumbuhkan rasa identitas
c. menumbuhkan komitmen bersama
d. meningkatkan kemantapan sosial, perekat, pemersatu
e. mekanisme pemaknaan gerak, membentuk sikap dan perilaku anggota.
Manajer/pimpinan adalah pencetus dan pemelihara budaya organisasi kuat.
Robbins (1996) : budaya kuat adalah budaya yang memegang nilai inti organisasi secara intensif dan dianut bersama secara luas. Budaya yang kuat menunjukkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggotanya.
Kuat/lemahnya budaya organisasi dilihat dari 3 segi :
1. Arahnya, apakah searah dengan tujuan organisasi
2. Penyebarannya, apakah dihayati dan dimiliki semua anggota
3. Intensitasnya, pengaruhnya memberi tekanan yang kuat bagi anggota.
Ciri organisasi dengan budaya kuat :
a) cepat dan tepat bertindak
b) dekat dengan pelanggan
c) otonom dan wira usaha (mandiri)
d) produktivitas manusiawi dalam penghargaan dan jumlah
e) sentuhan demi mutu, manajer mengikuti kerja di lapangan
f) berpijak ke bumi, menekuni yang paling berhasil saja
g) bentuk organisasi ramping dan sederhana
h) serentak ketat/longgar secara simultan.
Kotter & Heskett (1992) : budaya organisasi tingkat dalam = apa yang penting dalam organisasi, misalnya : uang, inovasi teknologi, kesejahteraan anggota, dll, sangat sulit berubah dan sebagian besar anggota tidak sadar terhadap nilai-nilai yang mengikat mereka.
Ciri-ciri budaya organisasi yang kuat :
1. kedewasaan, anggota stabil, budaya tingkat dalam diajarkan
2. perilaku yang harus ditempuh dan akar budaya jelas, keterlibatan intern besar
3. mengatur independensi/interdependensi kehidupan anggotanya.
Keterkaitan budaya organisasi - kinerja :
1. Penyatuan tujuan, dalam budaya kuat karyawan bekerja sederap dan seirama pimpinan
2. Motivasi luar biasa, budaya yang kuat menciptakan motivasi tinggi
3. Struktur & kontrol yang diperlukan tidak tergantung aturan birokrasi
4. Kinerja tercapai bila ada kecocokan budaya organisasi dengan motivasi karyawan.
Perilaku Organisasi :
Thoma J Peter & Nancy K Austin (1985) : Management by Wandering Around (MBWA) : gaya manajer yang selalu melakukan listening, empathizing, staying in touch.
Hari Lubis & Martani Huseini : organisasi adalah kesatuan sosial sekelompok manusia yang berinteraksi dengan pola tertentu, sehingga tiap anggota memiliki fungsi dan tugas masing-masing sebagai suatu kesatuan dengan tujuan tertentu dan batas-batas jelas.
Hubungan informal dapat terjadi oleh adanya :
a) hubungan antar-pribadi (dyadic)
b) keahlian sama
c) kepentingan sama
Job description adalah alat yang tepat untuk memberikan jawaban tentang peranan seseorang di dalam organisasi menghindari kemenduaan peran (role ambigue dan role conflick)
Stephen P. Robbins (1990) : perilaku keorganisasian :
 adalah aspek makro organisasi, yaitu desain/struktur organisasi
 adalah aspek mikro melihat proses perilaku individu dan kelompok.
Hari Lubis / Martani Husein (1987) : pendekatan makro mengasumsikan anggota organisasi punya sifat seragam, yaitu perilaku rasional.
Miftah Thoha (1983) : perilaku organisasi adalah studi aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau kelompok. Bagaimana perilaku itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan.
Richard L Daft (1992) : sistem adalah seperangkat elemen/unsur yang saling berinteraksi, memperoleh masukan dari lingkungan, mengolah, dan melepaskan hasil ke lingkungan luarnya.
Tantangan organisasi abad 21 :
a. kompetisi global
b. desain organisasi, Schoemacher : organisasi yang kecil adalah baik, yang penting kaya fungsi bukan organisasi yang berstruktur banyak (small is beautiful)
c. memotivasi sumber daya manusia, dan tanggung jawab karyawan
d. kecepatan produk ke konsumen.
e. teknologi komunikasi.
Semakin besar kelompok maka makin sulit membina hubungan, persahabatan, dan kepentingan yang diinginkan para anggota. Bila kepuasan kerja hilang, motivasi menurun, kinerja turun.